Pemerintah Kota Cimahi menilai usulan pengalihan jam masuk sekolah lebih
pagi khususnya untuk tingkat SMP-SMA dan sederajat yang digulirkan Dinas Perhubungan Kota Cimahi, mendapat
tanggapan dari Pemkot Cimahi. Atas usulan tersebut, pemkot akan
melakukan pengkajian lebih dulu yang melibatkan lintas instansi.
"Perlunya pengkajian dulu, apakah ketentuan tersebut bisa lebih efektif atau tidak dalam menyelesaikan masalah kemacetan di Kota Cimahi," ungkap Asisten Pemerintahan Kota Cimahi, Tata Wikanta kepada wartawan selepas menghadiri acara di RSUD Cibabat, Jalan Raya Cibabat (Jln. Amir Machmud) Kota Cimahi, Rabu (27/11).
Menurut Tata, harus dihitung pula berapa banyak siswa SMP dan SMA yang mengendarai kendaraan bermotor saat berangkat ke sekolah. Dari jumlah tersebut, lanjutnya, berapa persen bisa mengurangi jumlah kendaraan di jalan raya, khususnya jalan protokol sehingga bisa mengurangi kemacetan.
Di pihak lain, tambahnya, apakah orangtua atau masyarakat juga sudah siap jika hal itu diberlakukan. Terutama orangtua yang biasa mengantar anaknya ke sekolah, biasanya sudah terprogram waktunya sehingga sudah terpola dengan kebiasaan tersebut. Begitu juga bagi penyelenggaran pendidikan di tingkat SMP-SMA dan sederajat, harus dipastikan kesiapannya. "Ketika digeser waktunya lebih pagi, apa mereka siap? Karena, hal itu ada konsekuensi-konsekuensi lainnya," tandas Tata.
Dikatakan Tata, kemungkinan nanti yang memotori kajian tersebut adalah Dinas Pendidikan Pemuda dan OlahRaga (Disdikpora) sebagai leading sektor kegiatan pendidikan. Menurutnya, dalam kajian tersebut bisa saja berkembang usulan alternatif lain dalam mengurangi kemacetan. Misalnya dengan dikeluarkan kabijakan agar siswa SMP-SMA dan sederajat, khususnya yang berasal dari Kota Cimahi diwajibkan naik sepeda saat berangkat ke sekolah. Karena dengan bersepeda selain bisa mengurangi kepadatan lalu lintas, juga menyehatkan siswa sendiri. "Namun, itu pun tetap harus melalui kajian secara komprehensif," tandasnya.
Hal senada diungkapkan Kepala Disdikpora Kota Cimahi, Eddy Djunaedi. Pihaknya setuju jika hal itu diberlakukan. Selain perlu kajian, juga perlu izin prinsip dari wali kota. "Perlunya kajian mendalam, selain terkait faktor teknis, juga harus dikaji apakah setelah diberlakukan ketentuan tersebut tidak mengurangi jam efektif belajar sesuai kurikulum atau tidak. Itu juga penting dikaji," paparnya.
Terkait tingginya volume kendaraan baik roda empat dan dua yang melintasi ruas jalan utama Kota Cimahi, mengakibatkan kemacetan sulit dihindari. Dinas Perhubungan Kota Cimahi menggagas pengaturan jam berangkat dan pulang, khususnya bagi pelajar SMP-SMA dan sederajat di Kota Cimahi.
"Jika siswa khususnya tingkat SMP dan SMA masuk pukul 06.00 WIB dengan berangkat dari rumah pukul 05.30 WIB, dipastikan jalan masih kosong sehingga otomatis akan mengurangi kepadatan lalu lintas. Jika hal itu bisa diterapkan, diharapkan jadi solusi atau setidaknya dapat mengurangi kemacetan di Kota Cimahi," ungkap Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Cimahi, Kosasih.
Beraktivitas
Menurutnya, tingginya volume kendaraan terutama sekitar pukul 06.30-07.00 WIB, karena pada saat itu secara serentak masyarakat berangkat untuk melakukan aktivitasnya masing-masing, baik kalangan PNS, swasta maupun pelajar. Jika satu unsur saja yaitu pelajar khususnya tingkat SMP-SMA dan sederajat diubah jam berangkat dan kepulangannya, kepadatan dipastikan berkurang, karena jumlah siswa SMP-SMA cukup banyak, dan sebagian besar menggunakan kendaraan, baik sendiri maupun diantar orangtua atau kerabatnya.
Untuk menghindari hal itu, sambungnya, siswa masuk lebih awal yakni pukul 06.00 WIB sudah berada di sekolah, sementara jam pulang dimajukan menjadi pukul 11.00 WIB.
"Perlunya pengkajian dulu, apakah ketentuan tersebut bisa lebih efektif atau tidak dalam menyelesaikan masalah kemacetan di Kota Cimahi," ungkap Asisten Pemerintahan Kota Cimahi, Tata Wikanta kepada wartawan selepas menghadiri acara di RSUD Cibabat, Jalan Raya Cibabat (Jln. Amir Machmud) Kota Cimahi, Rabu (27/11).
Menurut Tata, harus dihitung pula berapa banyak siswa SMP dan SMA yang mengendarai kendaraan bermotor saat berangkat ke sekolah. Dari jumlah tersebut, lanjutnya, berapa persen bisa mengurangi jumlah kendaraan di jalan raya, khususnya jalan protokol sehingga bisa mengurangi kemacetan.
Di pihak lain, tambahnya, apakah orangtua atau masyarakat juga sudah siap jika hal itu diberlakukan. Terutama orangtua yang biasa mengantar anaknya ke sekolah, biasanya sudah terprogram waktunya sehingga sudah terpola dengan kebiasaan tersebut. Begitu juga bagi penyelenggaran pendidikan di tingkat SMP-SMA dan sederajat, harus dipastikan kesiapannya. "Ketika digeser waktunya lebih pagi, apa mereka siap? Karena, hal itu ada konsekuensi-konsekuensi lainnya," tandas Tata.
Dikatakan Tata, kemungkinan nanti yang memotori kajian tersebut adalah Dinas Pendidikan Pemuda dan OlahRaga (Disdikpora) sebagai leading sektor kegiatan pendidikan. Menurutnya, dalam kajian tersebut bisa saja berkembang usulan alternatif lain dalam mengurangi kemacetan. Misalnya dengan dikeluarkan kabijakan agar siswa SMP-SMA dan sederajat, khususnya yang berasal dari Kota Cimahi diwajibkan naik sepeda saat berangkat ke sekolah. Karena dengan bersepeda selain bisa mengurangi kepadatan lalu lintas, juga menyehatkan siswa sendiri. "Namun, itu pun tetap harus melalui kajian secara komprehensif," tandasnya.
Hal senada diungkapkan Kepala Disdikpora Kota Cimahi, Eddy Djunaedi. Pihaknya setuju jika hal itu diberlakukan. Selain perlu kajian, juga perlu izin prinsip dari wali kota. "Perlunya kajian mendalam, selain terkait faktor teknis, juga harus dikaji apakah setelah diberlakukan ketentuan tersebut tidak mengurangi jam efektif belajar sesuai kurikulum atau tidak. Itu juga penting dikaji," paparnya.
Terkait tingginya volume kendaraan baik roda empat dan dua yang melintasi ruas jalan utama Kota Cimahi, mengakibatkan kemacetan sulit dihindari. Dinas Perhubungan Kota Cimahi menggagas pengaturan jam berangkat dan pulang, khususnya bagi pelajar SMP-SMA dan sederajat di Kota Cimahi.
"Jika siswa khususnya tingkat SMP dan SMA masuk pukul 06.00 WIB dengan berangkat dari rumah pukul 05.30 WIB, dipastikan jalan masih kosong sehingga otomatis akan mengurangi kepadatan lalu lintas. Jika hal itu bisa diterapkan, diharapkan jadi solusi atau setidaknya dapat mengurangi kemacetan di Kota Cimahi," ungkap Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Cimahi, Kosasih.
Beraktivitas
Menurutnya, tingginya volume kendaraan terutama sekitar pukul 06.30-07.00 WIB, karena pada saat itu secara serentak masyarakat berangkat untuk melakukan aktivitasnya masing-masing, baik kalangan PNS, swasta maupun pelajar. Jika satu unsur saja yaitu pelajar khususnya tingkat SMP-SMA dan sederajat diubah jam berangkat dan kepulangannya, kepadatan dipastikan berkurang, karena jumlah siswa SMP-SMA cukup banyak, dan sebagian besar menggunakan kendaraan, baik sendiri maupun diantar orangtua atau kerabatnya.
Untuk menghindari hal itu, sambungnya, siswa masuk lebih awal yakni pukul 06.00 WIB sudah berada di sekolah, sementara jam pulang dimajukan menjadi pukul 11.00 WIB.
Sumber: http://www.klik-galamedia.com
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !