Banjir yang menyergap Kota Cimahi, Kamis (19/12), menghanyutkan seorang
bocah bernama Septia Rahmawati (10), warga Kampung Kebon Terong, RT 03/
RW 03, Kel. Karang Mekar, Kec. Cimahi Tengah. Bocah yang biasa disapa
Dea ini, terseret arus sungai di dekat rumahnya.
Banjir juga menyebabkan rumah milik Uu Ukin (59) di Kampung Babut, RT 03/RW 18, Kel. Cibabat, Kec. Cimahi Utara terseret longsor. Selain Ikin, rumah tersebut dihuni warga asal Kepulauan Nias, Irene Waruwu (19) yang mengontrak bersama seorang kerabatnya.
Berita hanyutnya Dea dibenarkan Ketua RT 03, Suwandi. Menurutnya, Dea diperkirakan hanyut saat terjadi hujan besar sekitar pukul 16.00 WIB.
"Akibat hujan deras, air sungai menjadi meluap. Saat itu Dea yang akan pergi mengaji malah bermain di depan kali Kebon Terong," ujar Suwandi.
Hingga pukul 20.00 WIB korban masih belum ditemukan dan pihak keluarga, terutama ayah dan ibu korban, Jansen dan Susuliwati masih syok dan terpukul. Nenek korban, Yani (60) berharap cucunya bisa segera ditemukan dalam keadaan selamat.
"Semoga secepatnya dapat ketemu dalam keadaan selamat," ungkapnya singkat.
Terseret longsor
Sementara itu, rumah milik Uu Ukin terseret longsor sekitar pukul 02.00 WIB, Kamis (19/12). Rumah permanen berukuran 11,5 x 6,5 meter itu posisinya tepat berada di bibir tebing setinggi 2 meter. Yang terseret longsor yaitu bagian belakang seluas 11,5 x 2 meter. Akibatnya, dua kamar di belakang rumah rusak berat. Dindingnya ambruk dan bagian lantainya terseret longsoran.
Irene mengatakan, saat longsor terjadi, ia dan saudaranya tengah terlelap. "Mula-mula abang saya yang mendengar suara seperti bangunan ambruk. Karena suaranya keras, kami terbangun. Setelah dilihat, ternyata benar, bagian belakang rumah longsor," katanya.
Beruntung, dua kamar di bagian belakang rumah itu tidak dipakai tidur dalam beberapa hari terakhir karena dindingnya sudah retak-retak. "Kami memilih tidur di tengah rumah ketimbang di kamar, karena khawatir terjadi apa-apa," tuturnya.
Selain longsor, banjir juga melanda sejumlah kawasan di Kota Cimahi. Di Kampung Sukarasa, RT 05/RW 11, Kelurahan Citeureup, Kecamatan Cimahi Utara, banjir diakibatkan bocornya tanggul saluran anak Sungai Sukarasa. Ketinggian banjir di kawasan tersebut mencapai 1 meter.
Banjir juga terjadi di Kelurahan Cipageran, Cilember, dan Melong yang diakibatkan guyuran hujan lebat sekitar pukul 14.00 WIB. Selain menggenangi permukiman warga, banjir setinggi 50-100 cm juga menutupi bagian jalan. Hal itu menyebabkan kemacetan terjadi di sejumlah titik, seperti Jln. Cihanjuang, Jln. Ciawitali, Jln. Jati, Jln. Pesantren, dan Jln. Amir Machmud.
Di Jln. Cilember, dekat fly over Cimindi, banjir menutup jalan sepanjang 50 meter dengan ketinggian hampir 1 meter. Hal itu akibat luapan air dari gorong-gorong di tepi jalan. Kemacetan pun tak bisa dihindarkan hingga petang.
Banjir juga menyebabkan rumah milik Uu Ukin (59) di Kampung Babut, RT 03/RW 18, Kel. Cibabat, Kec. Cimahi Utara terseret longsor. Selain Ikin, rumah tersebut dihuni warga asal Kepulauan Nias, Irene Waruwu (19) yang mengontrak bersama seorang kerabatnya.
Berita hanyutnya Dea dibenarkan Ketua RT 03, Suwandi. Menurutnya, Dea diperkirakan hanyut saat terjadi hujan besar sekitar pukul 16.00 WIB.
"Akibat hujan deras, air sungai menjadi meluap. Saat itu Dea yang akan pergi mengaji malah bermain di depan kali Kebon Terong," ujar Suwandi.
Hingga pukul 20.00 WIB korban masih belum ditemukan dan pihak keluarga, terutama ayah dan ibu korban, Jansen dan Susuliwati masih syok dan terpukul. Nenek korban, Yani (60) berharap cucunya bisa segera ditemukan dalam keadaan selamat.
"Semoga secepatnya dapat ketemu dalam keadaan selamat," ungkapnya singkat.
Terseret longsor
Sementara itu, rumah milik Uu Ukin terseret longsor sekitar pukul 02.00 WIB, Kamis (19/12). Rumah permanen berukuran 11,5 x 6,5 meter itu posisinya tepat berada di bibir tebing setinggi 2 meter. Yang terseret longsor yaitu bagian belakang seluas 11,5 x 2 meter. Akibatnya, dua kamar di belakang rumah rusak berat. Dindingnya ambruk dan bagian lantainya terseret longsoran.
Irene mengatakan, saat longsor terjadi, ia dan saudaranya tengah terlelap. "Mula-mula abang saya yang mendengar suara seperti bangunan ambruk. Karena suaranya keras, kami terbangun. Setelah dilihat, ternyata benar, bagian belakang rumah longsor," katanya.
Beruntung, dua kamar di bagian belakang rumah itu tidak dipakai tidur dalam beberapa hari terakhir karena dindingnya sudah retak-retak. "Kami memilih tidur di tengah rumah ketimbang di kamar, karena khawatir terjadi apa-apa," tuturnya.
Selain longsor, banjir juga melanda sejumlah kawasan di Kota Cimahi. Di Kampung Sukarasa, RT 05/RW 11, Kelurahan Citeureup, Kecamatan Cimahi Utara, banjir diakibatkan bocornya tanggul saluran anak Sungai Sukarasa. Ketinggian banjir di kawasan tersebut mencapai 1 meter.
Banjir juga terjadi di Kelurahan Cipageran, Cilember, dan Melong yang diakibatkan guyuran hujan lebat sekitar pukul 14.00 WIB. Selain menggenangi permukiman warga, banjir setinggi 50-100 cm juga menutupi bagian jalan. Hal itu menyebabkan kemacetan terjadi di sejumlah titik, seperti Jln. Cihanjuang, Jln. Ciawitali, Jln. Jati, Jln. Pesantren, dan Jln. Amir Machmud.
Di Jln. Cilember, dekat fly over Cimindi, banjir menutup jalan sepanjang 50 meter dengan ketinggian hampir 1 meter. Hal itu akibat luapan air dari gorong-gorong di tepi jalan. Kemacetan pun tak bisa dihindarkan hingga petang.
Sumber: http://www.klik-galamedia.com
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !