ilustrasi |
Sebanyak 500 anggota Perlindungan Masyarakat (Linmas) se-Kota Cimahi
mengikuti latihan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) di
Pusdikpom, Jln. Baros Cimahi. Pelatihan berlangsung selama tiga hari,
mulai Selasa (3/12) hingga Kamis (6/12). Mereka disiapkan untuk memasuki
musim hujan yang biasanya rawan banjir atau longsor.
Kegiatan yang dibuka Wali Kota Hj. Atty Suharti di Aula Pusdikpom sekitar pukul 09.00 WIB itu, di antaranya memaparkan materi disiplin kemiliteran dengan instruktur dari anggota TNI. Materi dasar kemiliteran tersebut di antaranya pengetahuan baris berbaris, cara evakuasi korban, dan pengetahuan serta keterampilan lapangan lainnya.
"Kami sengaja datangkan pemateri dari kalangan TNI agar displin militernya bisa ditularkan kepada peserta," ungkap penanggung jawab kegiatan yang juga Kepala Bagian Kesra Pemkot Cimahi, H. Totong Solehuddin, usai pembukaan acara.
Selain dari unsur TNI, lanjutnya, pemateri juga berasal dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Cimahi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat. Keduanya membekali peserta sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
Secara umum, lanjut Totong, materi pelatihan antara lain menyangkut kesiapsiagaan bencana. Di antaranya terkait persiapan menghadapi bencana dan upaya penanggulangannya. Selain itu, penanganan korban dan cara mengevakuasi korban serta upaya bantuan yang diberikan, termasuk kerja sama tim dan koordinasi dengan unsur-unsur lainnya. "Pokoknya, peserta ini siap ketika menghadapi bencana," tandasnya.
Dikatakan Totong, pelatihan siaga bencana tersebut terbagi dalam tiga gelombang. Pertama pada Selasa (3/12), disusul gelombang kedua hari Rabu (4/12) dan terakhir hari Kamis (5/12).
"Untuk gelombang pertama, kegiatan diikuti 140 peserta. Untuk berikutnya, jumlah sisa hari pertama dibagi dua, masing-masing untuk gelombang kedua dan ketiga," ujarnya.
Musim hujan
Diakui Totong, pelatihan dilakukan mengingat cuaca sudah mulai memasuki musim hujan yang rawan bencana seperti banjir dan longsor.
Meski diakuinya karakter lingkungan di wilayah Kota Cimahi, selain kecil juga tidak banyak tebing curam atau bukit-bukit yang bisa menimbulkan kerawanan bencana seperti banjir bandang. Namun tidak berarti aman dari bahaya bencana.
Diakuinya, titik-titik banjir masih ada, terutama di daerah Cimahi Selatan seperti Kelurahan Melong. Begitu pula titik-titik rawan longsur masih ada, terutama di daerah Cimahi Utara. "Kalau titik rawan banjir datanya saya tidak hafal. Sementara tiik rawan longsor berada di utara sekitar lima atau enam titik," pungkasnya.
Kegiatan yang dibuka Wali Kota Hj. Atty Suharti di Aula Pusdikpom sekitar pukul 09.00 WIB itu, di antaranya memaparkan materi disiplin kemiliteran dengan instruktur dari anggota TNI. Materi dasar kemiliteran tersebut di antaranya pengetahuan baris berbaris, cara evakuasi korban, dan pengetahuan serta keterampilan lapangan lainnya.
"Kami sengaja datangkan pemateri dari kalangan TNI agar displin militernya bisa ditularkan kepada peserta," ungkap penanggung jawab kegiatan yang juga Kepala Bagian Kesra Pemkot Cimahi, H. Totong Solehuddin, usai pembukaan acara.
Selain dari unsur TNI, lanjutnya, pemateri juga berasal dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Cimahi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat. Keduanya membekali peserta sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
Secara umum, lanjut Totong, materi pelatihan antara lain menyangkut kesiapsiagaan bencana. Di antaranya terkait persiapan menghadapi bencana dan upaya penanggulangannya. Selain itu, penanganan korban dan cara mengevakuasi korban serta upaya bantuan yang diberikan, termasuk kerja sama tim dan koordinasi dengan unsur-unsur lainnya. "Pokoknya, peserta ini siap ketika menghadapi bencana," tandasnya.
Dikatakan Totong, pelatihan siaga bencana tersebut terbagi dalam tiga gelombang. Pertama pada Selasa (3/12), disusul gelombang kedua hari Rabu (4/12) dan terakhir hari Kamis (5/12).
"Untuk gelombang pertama, kegiatan diikuti 140 peserta. Untuk berikutnya, jumlah sisa hari pertama dibagi dua, masing-masing untuk gelombang kedua dan ketiga," ujarnya.
Musim hujan
Diakui Totong, pelatihan dilakukan mengingat cuaca sudah mulai memasuki musim hujan yang rawan bencana seperti banjir dan longsor.
Meski diakuinya karakter lingkungan di wilayah Kota Cimahi, selain kecil juga tidak banyak tebing curam atau bukit-bukit yang bisa menimbulkan kerawanan bencana seperti banjir bandang. Namun tidak berarti aman dari bahaya bencana.
Diakuinya, titik-titik banjir masih ada, terutama di daerah Cimahi Selatan seperti Kelurahan Melong. Begitu pula titik-titik rawan longsur masih ada, terutama di daerah Cimahi Utara. "Kalau titik rawan banjir datanya saya tidak hafal. Sementara tiik rawan longsor berada di utara sekitar lima atau enam titik," pungkasnya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !