Jumlah pengangguran di Kabupaten Bandung mencapai 150 ribu orang, dengan jumlah angkatan kerja sekitar 2 juta orang.
Jumlah itu berdasarkan data terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang diterima Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bandung.
Kepala Disnakertrans Kabupaten Bandung, Rukmana mengatakan, angka pengangguran di daerahnya memang tergolong tinggi. Namun, bukan berarti tidak tersedia kesempatan kerja di daerah ini.
Kenyataannya, kata dia, banyak perusahaan yang membutuhkan pekerja. Tapi justru pengangguran ini tidak dapat terserap oleh berbagai perusahaan.
"Contohnya kalau kita lewat dari Soreang sampai perbatasan Kota Bandung, banyak perusahaan yang memasang plang mencari karyawan untuk operator jahit atau pekerjaan lainnya. Itu artinya mereka itu butuh pekerja," kata Rukmana, Jumat (22/11/2013).
Dikatakan Rukmana, tidak terserapnya tenaga kerja oleh perusahaan terjadi karena berbagai kendala yang dimiliki oleh si calon pencari kerja itu sendiri. Seperti pendidikan yang rendah, tidak memiliki keahlian, atau fisik yang tidak memadai.
"Lalu ditambah oleh kurangnya sosialisasi dari perusahaan pencari yang membutuhkan pekerja. Upaya sosialisasi kami untuk membantu membuka lowongan kerja lewat pemerintahan desa pun kurang efektif. Mungkin di desa itu hanya disimpan saja, tidak diteruskan kepada masyarakat," katanya.
Upaya yang dilakukan pihaknya, kata Rukmana, yakni dengan memberikan pelatihan keterampilan, juga magang di berbagai perusahaan dalam dan luar negeri. Namun upaya ini pun bukan tanpa kendala. Meski pengangguran banyak, kuota program pelatihan dan magang yang disediakan kerap kali tidak terpenuhi.
"Ya itu tadi permasalahannya. Seperti untuk magang ke Jepang kan kriteria fisik dan kesehatannya cukup ketat," katanya. [hus]
Jumlah itu berdasarkan data terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang diterima Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bandung.
Kepala Disnakertrans Kabupaten Bandung, Rukmana mengatakan, angka pengangguran di daerahnya memang tergolong tinggi. Namun, bukan berarti tidak tersedia kesempatan kerja di daerah ini.
Kenyataannya, kata dia, banyak perusahaan yang membutuhkan pekerja. Tapi justru pengangguran ini tidak dapat terserap oleh berbagai perusahaan.
"Contohnya kalau kita lewat dari Soreang sampai perbatasan Kota Bandung, banyak perusahaan yang memasang plang mencari karyawan untuk operator jahit atau pekerjaan lainnya. Itu artinya mereka itu butuh pekerja," kata Rukmana, Jumat (22/11/2013).
Dikatakan Rukmana, tidak terserapnya tenaga kerja oleh perusahaan terjadi karena berbagai kendala yang dimiliki oleh si calon pencari kerja itu sendiri. Seperti pendidikan yang rendah, tidak memiliki keahlian, atau fisik yang tidak memadai.
"Lalu ditambah oleh kurangnya sosialisasi dari perusahaan pencari yang membutuhkan pekerja. Upaya sosialisasi kami untuk membantu membuka lowongan kerja lewat pemerintahan desa pun kurang efektif. Mungkin di desa itu hanya disimpan saja, tidak diteruskan kepada masyarakat," katanya.
Upaya yang dilakukan pihaknya, kata Rukmana, yakni dengan memberikan pelatihan keterampilan, juga magang di berbagai perusahaan dalam dan luar negeri. Namun upaya ini pun bukan tanpa kendala. Meski pengangguran banyak, kuota program pelatihan dan magang yang disediakan kerap kali tidak terpenuhi.
"Ya itu tadi permasalahannya. Seperti untuk magang ke Jepang kan kriteria fisik dan kesehatannya cukup ketat," katanya. [hus]
Sumber: http://www.inilahkoran.com
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !