Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi meminta warga untuk mewaspadai wabah penyakit chikungunya
dan demam berdarah di musim hujan menjelang pergantian tahun ini.
Sebab, di musim hujan seperti saat ini, penyebaran nyamuk aedes aegypti
sebagai penyebab kedua penyakit tersebut, berlangsung cukup cepat.
"Di musim hujan, penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan chikungunya muncul. Karena itu masyarakat diharapkan lebih waspada," ujar Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Penanggulangan (P2P) Dinkes Kota Cimahi, dr. Hj. Rina Kuswidiati, Selasa (10/12).
Berdasarkan pengalaman, kata Rina, trennya seperti itu. Karena itu, Dinkes Kota Cimahi selalu mempersiapkan antisipasi mewabahnya DBD dan chikungunya. Langkah antisipasi tersebut antara lain pengasapan dan penyuluhan langsung ke masyarakat.
"Akhir tahun ini memang hujan terus turun. Itu riskan terhadap munculnya penyakit DBD dan chikungunya. Tapi sebenarnya, peningkatan kasus kedua penyakit itu datang di bulan Desember dan Januari," katanya.
Ia mengungkapkan, kendati belum ada peningkatan kasus, DBD dan chikungunya tetap harus diwaspadai. "Tidak ada peningkatan yang signifikan. Bisa dibilang sama antara tahun ini dan sebelumnya. Tapi, itu bukan berarti aman. Sebaliknya harus tetap waspada," tuturnya.
Dia mengungkapkan, sepanjang tahun 2012, tercatat sebanyak 899 kasus DBD dan chikungunya, 5 di antaranya meninggal dunia. Sementara pada tahun 2013, hingga bulan November tercatat 744 dengan angka kematian 5 orang.
Tunggu hasil
Tentang dugaan wabah chikungunya di Cipageran, Rina menambahkan, hingga saat ini Dinkes Kota Cimahi masih menunggu hasil pemeriksaan sampel darah 36 orang. Meski sudah tiga minggu dikirim ke laboratorium di Jakarta, tiga pekan lalu, hasilnya belum didapatkan Dinkes Kota Cimahi.
"Sampelnya kita berikan sekitar bulan November lalu. Tapi, hingga sekarang belum ada kabar hasilnya. Padahal sudah cukup lama. Terus terang, baru kali ini kita menguji sampel darah di laboratorium Jakarta," katanya.
Rina mengatakan, ke-36 orang yang diduga menderita chikungunya karena gejalanya seragam, yaitu demam yang diikuti pegal linu di persendian.
Sekretaris Dinkes Kota Cimahi, Fitriani Manan membenarkan bahwa warga harus mulai mewaspadai DBD dan chikungunya.
"Di musim hujan yang kerap timbul seperti biasa yaitu penyakit kulit, diare, DBD dan chikungunya. Namun sekarang ini masyarakat harus lebih hati-hati untuk DBD dan chikungunya karena dua penyakit itu diakibatkan oleh nyamuk yang sering muncul di musim hujan atau kemarau. Tidak ada salahnya, terapkan pola hidup bersih dan juga menjaga kesehatan lingkungan," bebernya.
"Di musim hujan, penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan chikungunya muncul. Karena itu masyarakat diharapkan lebih waspada," ujar Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Penanggulangan (P2P) Dinkes Kota Cimahi, dr. Hj. Rina Kuswidiati, Selasa (10/12).
Berdasarkan pengalaman, kata Rina, trennya seperti itu. Karena itu, Dinkes Kota Cimahi selalu mempersiapkan antisipasi mewabahnya DBD dan chikungunya. Langkah antisipasi tersebut antara lain pengasapan dan penyuluhan langsung ke masyarakat.
"Akhir tahun ini memang hujan terus turun. Itu riskan terhadap munculnya penyakit DBD dan chikungunya. Tapi sebenarnya, peningkatan kasus kedua penyakit itu datang di bulan Desember dan Januari," katanya.
Ia mengungkapkan, kendati belum ada peningkatan kasus, DBD dan chikungunya tetap harus diwaspadai. "Tidak ada peningkatan yang signifikan. Bisa dibilang sama antara tahun ini dan sebelumnya. Tapi, itu bukan berarti aman. Sebaliknya harus tetap waspada," tuturnya.
Dia mengungkapkan, sepanjang tahun 2012, tercatat sebanyak 899 kasus DBD dan chikungunya, 5 di antaranya meninggal dunia. Sementara pada tahun 2013, hingga bulan November tercatat 744 dengan angka kematian 5 orang.
Tunggu hasil
Tentang dugaan wabah chikungunya di Cipageran, Rina menambahkan, hingga saat ini Dinkes Kota Cimahi masih menunggu hasil pemeriksaan sampel darah 36 orang. Meski sudah tiga minggu dikirim ke laboratorium di Jakarta, tiga pekan lalu, hasilnya belum didapatkan Dinkes Kota Cimahi.
"Sampelnya kita berikan sekitar bulan November lalu. Tapi, hingga sekarang belum ada kabar hasilnya. Padahal sudah cukup lama. Terus terang, baru kali ini kita menguji sampel darah di laboratorium Jakarta," katanya.
Rina mengatakan, ke-36 orang yang diduga menderita chikungunya karena gejalanya seragam, yaitu demam yang diikuti pegal linu di persendian.
Sekretaris Dinkes Kota Cimahi, Fitriani Manan membenarkan bahwa warga harus mulai mewaspadai DBD dan chikungunya.
"Di musim hujan yang kerap timbul seperti biasa yaitu penyakit kulit, diare, DBD dan chikungunya. Namun sekarang ini masyarakat harus lebih hati-hati untuk DBD dan chikungunya karena dua penyakit itu diakibatkan oleh nyamuk yang sering muncul di musim hujan atau kemarau. Tidak ada salahnya, terapkan pola hidup bersih dan juga menjaga kesehatan lingkungan," bebernya.
Sumber: http://www.klik-galamedia.com
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !