Unjuk rasa buruh di kantor Pemkot Cimahi, Senin
(18/11), tidak hanya berdampak pada kemacetan. Warga kota pun merasa
resah, khawatir terjadi kerusuhan lantaran penetapan upah minimum Kota
(UMK) Cimahi belum mencapai titik temu.
Dila (25), warga Banjaran, Kabupaten Bandung yang kebetulan melintas di Jln. Demang Hardjakusumah mengakui adanya kekhawatiran itu. Makanya, ia memutar kendaraannya. "Saya tadinya mau ke arah Ciawitali. Tapi sayang jalan ditutup. Terpaksa muter," katanya.
Namun Dila bisa memaklumi aksi unjuk rasa buruh itu. Untuk menghindari kerusuhan massa, ia berharap, tarik ulur penetapan UMK bisa segera mencapai titik temu.
"Ya walaupun saya tidak ikut demo, tapi semoga apa yang menjadi harapan para buruh bisa terpenuhi agar tidak ada lagi aksi demo," katanya.
Dadang (30), warga Cipageran mengaku sangat khawatir jika aksi unjuk rasa berubah anarkis. Sebab, katanya, massa akan sangat mudah tersulut. "Makanya, saya berharap, pemerintah bisa mengambil jalan tengah dalam penetapan UMK ini," katanya.
Jika warga resah, seorang pedagang surabi di lingkungan kantor Pemkot Cimahi, justru marema. Ayung (26) mengaku aksi unjuk rasa buruh justru membuat dagangannya laku keras. Makanya, ia rela buka lapak sejak pagi buta.
Ia mengatakan, jika ada demo, pendapatan bisa naik dua kali lipat. "Ya kalau bisa ada demo soalnya rame. Tapi dilema juga. Kalau ada demo, berarti ada masalah. Mana ada yang mau masalah?" tuturnya.
Dila (25), warga Banjaran, Kabupaten Bandung yang kebetulan melintas di Jln. Demang Hardjakusumah mengakui adanya kekhawatiran itu. Makanya, ia memutar kendaraannya. "Saya tadinya mau ke arah Ciawitali. Tapi sayang jalan ditutup. Terpaksa muter," katanya.
Namun Dila bisa memaklumi aksi unjuk rasa buruh itu. Untuk menghindari kerusuhan massa, ia berharap, tarik ulur penetapan UMK bisa segera mencapai titik temu.
"Ya walaupun saya tidak ikut demo, tapi semoga apa yang menjadi harapan para buruh bisa terpenuhi agar tidak ada lagi aksi demo," katanya.
Dadang (30), warga Cipageran mengaku sangat khawatir jika aksi unjuk rasa berubah anarkis. Sebab, katanya, massa akan sangat mudah tersulut. "Makanya, saya berharap, pemerintah bisa mengambil jalan tengah dalam penetapan UMK ini," katanya.
Jika warga resah, seorang pedagang surabi di lingkungan kantor Pemkot Cimahi, justru marema. Ayung (26) mengaku aksi unjuk rasa buruh justru membuat dagangannya laku keras. Makanya, ia rela buka lapak sejak pagi buta.
Ia mengatakan, jika ada demo, pendapatan bisa naik dua kali lipat. "Ya kalau bisa ada demo soalnya rame. Tapi dilema juga. Kalau ada demo, berarti ada masalah. Mana ada yang mau masalah?" tuturnya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !